Monday, August 15, 2016

Kamu dan hal hal yang tak akan kamu biarkan usai


Karena senin hingga jumatmu sudah dikebiri rutinitas maka kamu tak perlu sungkan sungkan akan menatap dan mengelus elus akhir pekanmu dengan kesentausaan yang berlebih, meskipun melulu diatas kasur atau dimanapun terserah kamu.

Saat sok terpejam, lalu tetiba kamu mau kembali pada era gemah ripah putih abu abu dimana seluruh waktumu terasa lambat dan asik.  Saat kamu tak perlu peduli ini itu selain bagaimana membuat kawan kiri kananmu tertawa terbahak bahak.  Saat kamu tak perlu peduli juga dicap ini itu asal kamu dan kawan kawanmu tak diusik saat sedang asik. Saat kamu masa bodoh dengan anggapan banyak sompral karena disampingmu mereka selalu mendukung dan terlibat dalam setiap pilihan yang kamu buat. Saat yang awal dan ujung dari sepekan tidak secepat saat ini.

Sayangnya kamu harus menghadapi senyata nyatanya ketidaknyataan bahwa waktu bukanlah kapal yang bisa kamu lemparkan sauknya semau udelmu agar dia berhenti tepat ketika kamu terbahak bahak diantara mereka. Nyatanya dia sudah membawamu sampai disini, dikasur ini dan sejauh ini.
Untungnya, diciptakanlah untukmu sebuah ekstase yang disebut memori dikepala yang bisa kamu dapatkan berkali kali semurah kamu memejamkan mata.

Percayalah bahwa yang dulu tidak pernah pergi. Sebab kamu saat ini adalah hasil dari apa yang kamu cari cari dan pertanyakan dikala kamu sok paham tentang apa yang terjadi dengan dunia dan ketika kamu sok tabib atas segala luka dunia walaupun hanya berhenti disompralmu saja atau bisa jadi hanya dikepalamu saja karena kamu tak bisa menemukan tenggorokan untuk mengucapkannya. Meskipun disaat yang sama kamu paham betul bahwa mereka selalu menawarkan kuping untuk kamu sambat dan penat. Tentang siapapun, tentang apapun.

Setuju tidak? Bahwa kamu sekarang adalah hasil dari kamu yang lalu dan lalui.
Keteguhan dan keraguan hanyalah hasil dari apa yang  disebut sebagai pemakluman pemakluman untuk sekedar mencoba “hidupwaras”. Seteguh dan seragu-ragu kamu menambahi tanda petikdiantara nyamannya kata hidup waras hingga melupakan bahwa hidup adalah sebuah pilihan dan waras adalah sebuah keniscayaan. Apa kata yang lain hanyalah bualan tentang “hidupwaras”, apa kata kamu adalah hidup waras yang akan kamu jalani.

Jika bersama mereka kamu tak takut menghadapi pilihan, maka yakinlah mereka selalu ada untuk menepuk bahumu dimanapun kamu. Cukup tutup sebentar matamu, maka mereka ada dikepalamu dan melakukan hal yang sama seperti apa yang mereka lakukan dulu dulu kan?

Maka doa kan lah kamu dan mereka semua agar selalu terbebas dari pengaruh presepsi yang tak pernah berhenti membuai atau mengutuk. Sisifus. 

Dan dia lah kewarasan, semoga kamu  selalu berlindung padanya dari belaian “hidup waras” yang menggelapkan hidup itu sendiri.

Tuesday, March 18, 2014

Piknik ke Eden

Untuk sahabat yang sedang dalam pelukan perempuannya.

Memang sudah seharusnya seperti itu. Dalam setiap penciptaan akan diciptakan pula penciptaan lain sebagai sebuah penegasan atas penciptaan tersebut. Semua melaksanakan tugas masing masing. Sebagai komplemen. Sebagai oponen. Sebagai penyelamat. Sebagai ‘yang jahat’. Dan sebagai sebagai yang lainnya. Entah yang beriringan ataupun yang saling berkontra melawan.

Bisa jadi kamu telah menemukan penegasan atas penciptaanmu. Konon dia diciptaken dari tulang rusuk bengkok yang melindungi kolbumu saat kamu tidur. Lalu kamu bilang padanya: ‘Kamu adalah tulang rusukku, duhai kekasihku!’ Alamak, kalimat ultra puitik yang menjadi gombal yang maksi ketika kausampaikan pada dia dengan mimik muka tak jelasmu. Ah apapun namanya semoga keutuhanmu tercermin dalam dirinya. Toh telah dijanjikanNya untukmu pasangan hidup agar kamu merasa tentram kerta raharja tanpa perkara ketika kamu merebah disela keteknya saat kamu penat dan lelah. Vica versa, semoga dia juga merasakan hal yang sama.

(30:21)



Maka bersoraksorai lah, lhawong akad sudah diikrarkan kok. ‘Alhamdulillah halalan thoyiban’ kata Aryak. Hahaha. Maka sekarang, kamu adalah dia. Dia adalah kamu.

buka saja lebar lebar jika sedang kegirangan

Selamat, ndanku!
Aku bocahmu.
Kamu juaranya.

Bertahun tahun sudah banyak hal yang kita lewati dan pelajari sama sama kan? Sudah sering kita berbagi keresahan. Karena jika kamu tak mampu menanggung itu sendiri, banyak kawanmu yang bisa kau ajak nggendong sama sama. Berat sama dipikul dan ditertawakan, ringan sama dijinjing dan dibikin banyolan. Kenapa harus sedih jika semua hal bisa dibikin tertawaan. Hahaha. Tapi untuk setelah ini lain, sekaraang kamu punya dua kepala dan dua nalar untuk melawan setiap apapun keresahan yang ada di depan mukamu. Bisa jadi akan lebih mudah, bisa saja sebaliknya. Kan setiap kepala punya ego masing masing to? Yang jelas, seperti saat kita melewati semua hal dengan kelakar, kau juga harus memastikan orang disampingmu itu selalu mrenges.

Coba bayangkan ini. Kamu sedang memantau laptopmu dan forex kesayangamu di beranda lalu menyeletuk gojekan ringan buat dia yang sedang asik nyirami sayur yang kalian tanam sendiri. Dan kamu disemprot air karena sedikit menyinggung. Haha, pasti bakal banyak cekikak cekikik. Kemudian pada akhirnya menyisakan daku yang duhai sangat terharu sehingga kepengen segera nyusul. Hoammm.

Karena kamu yang duluan, kamu harus kasih cerita pengalamanmu ke kawan kawanmu kelak ketika kami nyusul satu per satu. Sama juga esok ketika kamu menceritai anak anakmu kisah kisah tentang kepahlawanan. Tentang pahala dan dosa. Tentang karma. Tentang kesederhanaan. Tentang mahabarata. Tentang benar dan salah sampai pada waktunya mereka bisa menggali sendiri nilai nilai untuk diri mereka sendiri. Sesekali ceritakan pula pengalamanmu juga ketika kamu berusaha mengakrabi ibu kota. Saat tidur sekenanya di monas di prj di ancol atau saat menyusup pintu pintu gigs tanpa tiket. Atau cerita apa saja karena setiap mimpi lahir dari kisah kisah menarik.

Ah sudahlah, maaf terlalu banyak nulis. Tak perlu kau baca jika tak sempat. Sini paham kamu sedang sibuk dengan hobi barumu, mana berani ganggu. Sekarang kau adalah nahkoda, kamu adalah si pengambil keputusan. Jadi yang bisa berkokok, jangan bingungan. Aku mau belajar itu dulu baru nyusul.

Berbahagailah kamu. Sambutlah sambut sebuah kabar gembira. Takdir sudah turun gunung dan sudah dalam jangkauan pelukanmu. Peluk saja erat erat jangan dilepaskan. Selamat berbahagia, semoga punya anak banyak, anak banyak yang bisa berguna karena banyak hal harus diperbaiki. Jangan lupa sesekali ajak kawanmu jalan jalan. Tabik!

Friday, July 26, 2013

Generasi Tukang Bubur

Jelas bukan sedang beli bubur, apalagi manasik.

"Saudara-saudara dalam iman, letakkanlah kedua tangan saudara di layar kaca. 
Pejamkanlah kedua mata Saudara, ke dalam gelap itu, saudara, lihatlah satu titik cahaya di kejauhan.. biarkan cahaya itu mendekati saudara, lalu capailah cahaya itu dengan kedua tangan saudara. 
Genggamlah dia.. Genggamlah dia, saudara! 
Sebab semesta ada ditangan saudara. 
Sebab semesta ada ditangan saudara.
Sebab semesta telah pepat telah pepat dalam empat belas inci." 

Melancholic Bitch - Mars Penyembah Berhala