Friday, August 3, 2012

Taman Bermain Waktu


Kamu tahu, ini judul saya maling dari Melbi. Kata orang hidup hanya selewat. Numpang nyeruput secangkir fana, setelah itu dihukum neraka atau dihadiahi surga atas bagaimana cara kamu menikmati isi cangkirmu. Kemudian menjadi abadi, bukan belaka. Ah, kau sih enak! Diantara selewatnya kau boleh menghirup udara untuk berlama-lama menikmati isi cangkirmu tanpa ongkos. Sesukamu, tanpa perlu mengenal istilah ‘jauh dekat dua ribu’ atau apalah. Filantropis bukan main, kan?

Hari ini adalah tiga bulan delapan yang kau lalui ke dua puluh empat kalinya untuk dua puluh tigamu. Persetan kau mau menganggap ini hari biasa atau mau menyakralkannya, sini tak ucapi selamat ulang tahun! Semoga hirupan-cuma-cumamu selama ini, esok, lusa hingga lusanya lagi­—selama masih dibolehkan menghirup­—kau bisa berguna bagi dirimu juga apapun disekelilingmu atau mungkin berguna buat orang asing diluar sana sehingga kau layak mendapat ‘semoga panjang umur’ dari mereka.  

Hari ini adalah tiga bulan delapan yang kau lalui ke dua puluh empat kalinya untuk dua puluh tigamu. Pergilah ke kamar! Setel musikmu, volumenya tak perlu gaspol untuk menemukan refleksi dirimu. Jangan terburu mereparasi jika belum mampu. Alon-alon waton kelakon, yang ini kata leluhur kita. Kenali dirimu dulu sudah lebih dari cukup, kan ya?

Siapkan obrolan menarik, saya segera pulang. Tangan sudah tak sabar untuk ‘menganiaya’, mulut sudah tak sabar untuk ‘mengolok’. Beranda dan sore hari juga sudah tak sabar untuk menemani berbagi definisi atas dikotomi ‘benar dan salah’ dengan jenaka.

Sudah ah, tiga akan segera menjelang empat. Terpenting : Hajar skripsimu! Konon kau percaya itu harga yang harus lunas terbayar untuk sepasang sayap ikarusmu. Niscaya.