HP yang diam manis didalam saku tiba-tiba bergetar. Demi hal seremeh-temeh eksistenisal, bergegas saya keluarkan dari saku lalu mengecek dan heyho, ternyata ada sepucuk sms dari seorang kawan lama, Amek.
“ANTI-FLAG live in Jakarta Indonesia at Bulungan Outdor 31 Januari 2012 start at 15.00 WIB. Ticket : 200k.” 16:16:05 02/01/2012
Oh Man! Untuk manusia perantau dengan uang pas-pasan sekelas saya dua ratus ribu itu berat bukan main, sungguh. Untuk membayangkan berada ditengah gigs saja saya ragu-ragu. Ah, tapi saya yakin Amek pasti mengerti bagaimana keadaan dompet saya seyakin keyakinannya bahwa saya akan menjawab smsnya dengan jawaban sediplomatis mungkin. Seperti biasa. Intinya, saya menjawab akan berikhtiar seirit mungkin demi mengumpulkan 200k tersebut, tak lupa dengan seluruh jari-jari membuka mengajak Dia untuk tinggal di kontrakan jika memang dia benar berangkat berwisata-anti-flag-ria kesini nanti.
***
Kemarin, sore setengah malam, saya benar-benar mentransaksikan uang demi tiket tersebut sekaligus memberantakkan keragu-raguan waktu itu. Bersama dua sejawat-anti-flag (Aqba,Ember) kami bersalam sepakat untuk menukar uang kami dengan sebuah kwitansi yang kelak berujung tiket. Demi nama Justin Sane, semoga apa yang telah kami sepakati tadi tak akan berbuah penyesalan. Amin. Tugas saya setelah ini, mengasah lagi amunisi lirik untuk pasrah sing-a-long di barisan paling depan panggung, 31 Januari nanti. Can’t wait!Mengenang Anti Flag sama saja mengenang kita, Mek. Juga Antok, Mawut dan Condro. Ada ‘sama dengan’ yang hadir diantara kedua hal itu. Aku ingat ketika kita bersama-sama menyelancari internet dibilik warnet yang sama untuk membayar rasa ingin tahu kita tentang apa yang terjadi di Seattle, pasca kita mendengarkan Seattle Was a Riot mereka. Oh ya, ingat juga kan waktu di gigs pertama kita manggung? Ketika kita setengah bingung akan pinjam lagu bertajuk Fuck Police Brutality mereka atau tidak. Juga saat ketika kita memenuhi tracklist mp3 player-nya Mawut dengan lagu-lagu mereka. Dan tentu hari-hari ketika kita belajar memaknai nilai-nilai yang mereka coba sampaikan. Aku ingat itu.
Meracau tak jelas memang pas saat malam-malam seperti ini apalagi dipupuk dengan hobi baru saya ngepost di blog yang bisa dibilang baru pula. Jika ente emang tidak jadi nonton tanggal 31 Januari nanti, Mek, tunggu saja racauan kulagi tentang invasi mereka di Jakarta ini. Akan saya laporkan apa saja yang bisa mereka lakukan di Indonesia besok.


0 comments:
Post a Comment